Tuesday, May 29, 2018

7 Hewan Peliharaan di Seni Drama Korea Yang Bikin Gagal Fokus

7 Hewan Peliharaan di Seni Drama Korea Yang Bikin Gagal Fokus

7 Hewan Peliharaan di Seni Drama Korea Yang Bikin Gagal Fokus

AksiKorea. - Sempat tidak nonton Seni Drama Korea, tapi jadi salah konsentrasi ke Hewan Peliharaan yang berada di dalam Seni Drama? Perhatian kita jadi teralihkan gitu dikarenakan ngeliat tingkah hewan itu yang adorable banget. Di bawah ini ada 7 hewan peliharaan yang mucul didalam Seni Drama Korea serta buat tidak sukses konsentrasi dari pemeran intinya.
  • Anjing yang dirasuki arwah - Chicago Tipewriter 
Didalam Seni Drama ini, ada seekor anjing yang dirasuki arwah Yoo Jin Oh (diperankan oleh Go Kyung Pyo) biar dapat mempertemukan Han Se Joo (diperankan oleh Yoo Ah In) serta Jeon Seol (diperankan oleh Im Soo Jung). Karena Yoo Jin Oh suka pada Jeon Seol, jadi waktu dia merasuki anjing itu jadi anjing itu juga akan perlihatkan sikap yang manja pada Jeon Search engine optimation. Demikian sebaliknya, anjing itu juga akan melaksanakan hal yang buat Han Se Joo jengkel. Tingkah anjing yang pandai serta menggemaskan ini buat pemirsa jadi salah konsentrasi banget loh.
  • Moong-chi - The Girl Who Sees Smell 
Lewat Seni Drama ini, pemirsa di buat gemas sekalian cemas dikarenakan ciri antagonis, Kwon Jae Hee (diperankan oleh Nam Goong Min) mempunyai seekor anjing lucu bernama Moong-chi. Pemirsa cemas Jae Hee juga akan menyakiti Moong-chi dikarenakan nyatanya Jae Hee yaitu pembunuh berdarah dingin yang tidak enggan menyakiti korbannya. Anjing lucu ini sukai hampiri satu pintu didalam tempat tinggal Jae Hee serta menggonggong menginginkan masuk kedalam, serta nyatanya tempat itu yaitu tempat Jae Hee mengeksekusi korban-korbannya.
  • Yoon Jae – Reply 1997 
Anjing mungil bernama Yoon Jae ini diadopsi oleh Yoon Yoon-Jae (diperankan oleh Search engine optimation In Guk). Loh kok namanya sama ya? Jadi Yoon Jae mengambil seekor anjing dikarenakan ada yang katakan muka anjing itu serupa dengannya, karenanya dia berikan nama anjingnya sama juga dengan namanya. Ha-ha bila diliat-lihat nyatanya memanglah serupa lho!
  • Pil Seung – Master Sun 
Anjing cameo bernama Pil Seung yaitu seekor anjing militer yang begitu dicintai oleh satu diantara tentara. Tentara itu seringkali di-bully oleh seniornya jadi Pil Seung yaitu hanya satu rekan yang dia punyai. Namun kondisi beralih sesudah Pil Seung didagnosis sakit oleh dokter serta tentara itu dipaksa untuk menyuntik mati anjingnya. Kemudian, tentara itu jadi orang yang pemarah serta hilang kendali. Pil Seung yang saat ini telah jadi arwah, mendatangi Tae Gong Sil (diperankan oleh Gong Hyo Jin) untuk menghambat tentara itu melaksanakan hal yang beresiko. Sedih banget lho girls, lihat scene anjing yang telah jadi hantu namun tetap masih perlihatkan sikap setia pada pemiliknya.
  • Ddoongja – My Girlfriend is a Gumiho 
Ddoongja yaitu anjing peliharaan punya Dae Woong (diperankan oleh Lee Seung Gi) yang begitu suka pada daging. Pada mendekati akhir Seni Drama, Mi Ho (diperankan oleh Shin Min Ah) pergi meninggalkan Dae Woong. Dae Woong juga banyak menggunakan saat bareng Ddoongja dikarenakan mengingatkannya juga akan Mi Ho, di mana Mi Ho sangat suka pada daging.
  • Sangchu – To the Beautiful You 
Sangchu yaitu anjing yang galak, namun dia cuma jinak pada Kang Tae Joon (diperankan oleh Minho ‘SHINee’) serta cewek saja. Karena perihal ini pula, Tae Joon memahami kalau Goo Jae Hee (diperankan oleh Sulli) yaitu seseorang cewek yang menyamar jadi cowok, dikarenakan Sangchu jinak padanya. Warna bulu Sangchu yang putih serta ukurannya yang besar ini menarik banyak perhatian dari pemirsa loh, girls.
  • Boggil – My Imaginary Cat 
Boggil yaitu kucing rumahan punya Hyun Jonghyun (diperankan oleh Yoo Seung Ho). Dalam drama ini Boggil dikisahkan dapat sadar omongan manusia loh, serta ada dubbernya jadi seolah Boggil dapat bicara. Waktu nonton drama ini, kita jadi gemes banget lihat kucing yang semestinya dapat bicara serta jadi ngebayangin bila kucing kita dirumah juga dapat bicara seperti Boggil, hi-hi.

Aksi Pentas Seni Korea Namsadang Nori

Aksi Pentas Seni Korea Namsadang Nori

Aksi Pentas Seni Korea Namsadang Nori

AksiKorea. - Namsadang yaitu pertunjukkan kesenian tradisionil dari Korea. Pada masa dulu Kelompok Namsadang (Namsadangpae) berkeliling-keliling menghibur rakyat-rakyat miskin di pedesaan dengan mengemukakan pesan-pesan sosial, biasanya untuk menyuarakan kebebasan serta kesetaraan dalam penduduk. Namsadang Nori adalah tampilan yang dulu dipentaskan oleh Namsadangpae serta saat ini sudah dilestarikan oleh grup seniman Korea Selatan. 

Pertunjukkan ini menghadirkan musik petani (pungmul) yang dimainkan dengan alat-alat musik tradisionil, tari topeng, jalan diatas tali (eoreum) , permainan wayang boneka, serta akrobat-akrobat. Namsadang Nori yang disebut Warisan Budaya Nonbendawi Korea Selatan Nomor 3 tahun. 1964 serta disadari menjadi Karya Agung Warisan Budaya Lisan serta Nonbendawi Manusia oleh UNESCO pada tahun. 2009

Sejarah

Arti Kwangdae diperlukan untuk memanggil grup pertunjukkan kesenian pada saat Dinasti Joseon (1392-1910) . Kwangdae di kenal sebagai chae-in ( " orang memiliki bakat " ) yang pribadi menghadirkan pertunjukkan tarian, bermain wayang boneka, jalan diatas tali, akrobat serta pansori (opera tradisionil) . Kelompok ini bahkan juga sudah keluar sejak masa Tiga Kerajaan Korea (era 1 SM-7 M) . 

Kelompok Kwangdae terdiri jadi dua style. Style pertama yaitu mereka yang menghadirkan pertunjukkan di acara golongan bangsawan. Mereka menghibur lewat cara menyanyi, menari, memainkan alat musik, serta jalan diatas tali. Mereka ini juga dikenal dengan taryeong kwangdae atau " Kwangdae yang menanti untuk diperintah " . 

Style ke-2 yaitu tteun kwangdae atau " Kwangdae yang mengapung " . Diantara grup seniman ini termasuk juga grup Namsadang (Namsadangpae) yang anggotanya terbagi dalam lelaki. Golongan wanita juga mempunyai kelompoknya sendiri, yang diberi nama Sadangpae serta menghadirkan pertunjukkan hiburan yang sama. 

Terkecuali dua grup penghibur ini, ada beragam grup pertunjukkan beda, di antaranya Changipae, Taegwangdaepae, Choranipae, Kollipae, Chungmaegu, Kaksoripae, serta Yaegi Changsa. Hingga tahun. 1920, beragam grup pementasan ini masih tetap lakukan pertunjukkan, meski jumlah serta kesibukan mereka sangatlah menyusut. Pada sekarang ini Namsadang adalah grup pertunjukkan keliling hanya satu yang masih tetap tersisa serta kesibukan pementasannya beberapa besar dijalankan di sekitaran lokasi DKI Seoul. 

Ada sedikit rujukan akurat perihal asal mula grup Namsadang serta perubahan sejarahnya. Karna pertunjukan mereka cuma dipertunjukkan untuk rakyat jelata bukanlah untuk golongan bangsawan makanya rujukan-referensi histori yang ada biasanya relatif mensensor serta merendahkan. Contohnya catatan dari kantor pemerintahan lokal yang menuturkan Pertunjukkan ini mesti dilarang. Secara singkat, tak ada hasrat untuk merekam info mengenai asal serta latar belakang dari grup ini.

Pertunjukkan ini begitu populer di kelompok penduduk kelas bawah pada masa Dinasti Joeson serta sudah diwariskan dari generasi ke generasi menjadi sisi dari pelestarian kebudayaan. 

Baudeogi 

Baudeogi yaitu seseorang tokoh legendaris Namsadang. Ia yaitu anak wanita sebagai pemimpin (kkokdusoe) Kelompok Namsadang dalam umur 15 tahun.. Berdasar pada catatan histori, Baudeogi begitu populer juga akan kekuatannya dalam menghibur penduduk Korea ketika itu. Ia membuat pertunjukkan di Istana Gyeongbok untuk menghibur beberapa pekerja yang tengah melakukan perbaikan bangunan istana. Setelah perbaikan usai, Heungseon Daewongun, bapak Raja Gojong jadi begitu bahagia serta menganugerahkan titel teratas sama dengan titel petinggi istana, Okgwanja, pada grup namsadang yang di pimpinnya. Sejak tahun. 2001, Festival Namsadang Baudeogi Anseong di adakan tiap-tiap tahun. untuk memperingati jasa-jasa Baudeogi. 

Pertunjukkan Namsadang

Pertunjukkan Namsadang terdiri atas sebagian pertunjukkan yaitu pungmul, beona, salpan, eoreum, deotboegi, serta deolmi. Pertunjukkan Namsadang umumnya diawali saat malam hari serta dipentaskan semalaman sepanjang 6 hingga 7 jam serta selesai esok harinya. Pada masa dulu Kelompok Namsadang yang datang bertandang juga akan buat seisi desa berpesta. Sang pemimpin (kkokdusoe) saat kali pertama juga akan memohon izin pada kepala desa untuk menghadirkan pertunjukkan, serta sehabis di setujui mereka juga akan katakan kalimat Gombaengi teotdda. 

Setelah itu mereka juga akan mulai berkeliling-keliling desa serta menghimpun pemirsa. Saat masuk desa mereka juga akan melalui jembatan, sumur serta kuil, jadi mereka juga akan membuat persembahan untuk dewa serta arwah pelindung desa. Penduduk desa juga akan menghidangkan makanan seperti mie, arak serta kue beras buat mereka.

Wednesday, May 2, 2018

Pentas Sachom Korea Selatan Tampil di Jakarta

Pentas Non-Verbal Sachoom Korea  Selatan Tampil di Jakarta

Pentas Sachom Korea  Selatan Tampil di Jakarta

AksiKorea. - Pertunjukan non-verbal asal Korea Selatan 'Sachoom' akan tampil di Jakarta pada 24-26 November mendatang. 'Sachoom' hadir dalam rangkaian acara '2016 Jakarta Performing Arts and Tourism Festival' di Lotte Avenue Ice Palace, Jakarta.

Dalam keterangan yang disebutkan, 'Sachoom' adalah tari Teater Tradisional asal Korea yang menyuguhkan pertunjukan menghibur dengan kemasan cerita yang segar. 'Sachoom' adalah kependekan dari 'Saranghamyeon Choom chuora!', dalam Bahasa Indonesia artinya 'Jika kamu cinta, menarilah!'

Mereka sudah tampil di 60 kota di penjuru dunia, dan telah mengumpulkan penonton hingga 2,5 juta orang. 'Sachoom' mengkolaborasikan antara jazz, tekno, break dance, pop dance, sampai tarian kontemporer.

'Sachoom' merupakan pertunjukan yang dapat dinikmati oleh siapapun dan dari kalangan apapun, serta merupakan pertunjukan budaya khas Korea yang paling banyak dicari oleh penonton asing.

Direktur Korea Tourism Boad (KTO) Jakarta, OH Hyonjae mengatakan kehadiran 'Sachoom' kali ini untuk mempromosikan wisata di negeri Ginseng tersebut. "Melalui pertunjukan kali ini, 'Sachoom' diharapkan dapat masuk ke dalam daftar produk wisata Korea," katanya.

Sebelumnya, pertunjukan non-verbal ini pernah tampil di Festival Fringe Edinburgh di Skotlandia nantinya.

Monday, April 30, 2018

Teater Talchum Pentas Asli Korea Selatan

Teater Talchum Pentas Asli Korea Selatan

Teather Talchum Pentas Asli Korea Selatan

AksiKorea. - Talchum adalah pertunjukkan tradisional Korea yang dipertunjukkan oleh beberapa orang yang mengenakan topeng dan kostum untuk memainkan sebuah lakon lewat tarian, dialog dan lagu.

Pertunjukkan kesenian ini dianggap sebagai bentuk representatif teater tradisional dan dipentaskan di seluruh Korea. Asal mula talchum diperkirakan berawal dari gut yang diselenggarakan di tingkat desa (burakgut) untuk memohon panen yang baik dan kesejahteraan rakyat desa. Namun, serupa dengan sebagian besar kesenian rakyat Korea yang lain, tidak ada catatan tertulis mengenai sejarah dan asal pertunjukkan ini. Tulisan yang menuliskan tentang talchum baru dimulai pada abad ke-20, karena beragamnya improvisasi sehingga sulit untuk membuat catatan yang jelas atau tepat.

Karena tidak adanya catatan resmi yang akurat, asal dan sejarah talchum dapat ditelusuri dari dialog para tokoh dan lakon yang mereka mainkan. Sejarawan meyakini asal talchum adalah dari kesenian yang berkaitan dengan Shamanisme, gisaeng (penghibur), kelompok musik petani ataupun kombinasi ketiganya. Namun, kemungkinan kesenian ini telah dimainkan sejak abad ke-13. Talchum mulai berkembang pesat pada abad ke-17 – 19 periode Dinasti Joseon yang memfokuskan cerita pada tema rakyat dan kemanusiaan yang digemari oleh rakyat jelata.

Penelitian data karbon menunjukkan bahwa topeng Hahoe, salah satu jenis topeng dalam pementasan talchum dari Gyeongsang, dibuat pada abad ke-13. Sebagian besar tari topeng yang terkenal berasal dari kota-kota seperti Yangju, Bongsan, Tongyeong dan Suyeong.

Tarian dan Alat Musik
Menari adalah bagian penting dalam talchum. Musik dimainkan selama pertunjukkan oleh kelompok musik petani dengan 9 jenis alat musik yakni geomungo (kecapi 6 senar), gayageum (kecapi 12 senar), hyangbipa (mandolin), genderang besar, genderang panjang, haegeum (rebab bersenar 2), piri (suling) dan 2 taepyeongso (terompet).

Topeng
Topeng Korea dinamakan Tal, namun juga dikenal dengan nama-nama lain seperti gamyeon, gwangdae, chorani, talbak dan talbagaji.Topeng Korea memiliki kain hitam yang tersambung dibelakangnya yang dibuat untuk melapisi kepala atau sebagai rambut hitam

Talchum Dasri Korea Utara
Sendratari topeng yang berasal dari Korea Utara diisebut talchum yang juga digunakan sebagai nama umum untuk keseluruhan jenis tari topeng di Korea. Sendratari topeng pesisir barat dari provinsi Hwanghae memiliki sedikit perbedaan dengan sendratari dari daerah lain.Tokoh yang dimainkan antara lain delapan biksu berwajah hitam, biksu kepala, orang muda dan orang tua, bangsawan dan nenek Miyal. Ciri khas tari topeng Korea Utara adalah gerakannya yang lincah dan cepat serta mengenakan selendang panjang di tangan.

Yayu dan Ogwangdae
Yayu (sendratari topeng lapangan) dan Ogwangdae (sendratari topeng lima badut) adalah jenis tari topeng yang berasal dari wilayah selatan Semenanjung Korea, masing-masing dipertunjukkan di sebelah timur dan barat aliran Sungai Nakdong. Kedua jenis pementasan sendratari ini kurang berkaitan dengan praktik gut karena memang bertujuan untuk menghibur. Kelompok yang mempertunjukkan sendratari ini dinamakan Daegwangdaepae yang menghibur rakyat di sepanjang aliran Sungai Nakdong. Kelompok ini menghibur dalam berbagai festival desa dan menyerap banyak karakter lokal.

Saturday, April 28, 2018

Pansori Opera Tradisional Asal Korea

Pansori Opera Tradisional Asal Korea

Pansori Opera Tradisional Asal Korea

AksiKorea. - Pansori” yaitu paduan dari seni music serta seni sastra. Diunjukkan oleh seseorang penyanyi serta seseorang pemukul gendang. Opera ini berdasar pada praktik dari seseorang “mu-dang”, yakni pakar sihir atau dukun. Kesibukan mu-dang dimaksud “gut” dalam bhs Korea. Cerita-cerita berkenaan mu-dang serta gut terdapat banyak dalam buku histori Korea kuno. 

Nenek moyang bangsa Korea yakin pada “sin-ryong” atau Tuhan yang berarwah. Setiap roh dari mereka yang wafat dunia juga akan jadi sin-ryong serta senantiasa ada dekat dengan keluarga atau keturunannya. Oleh karenanya, menyembah roh nenek moyang adalah hal yang paling utama dalam kehidupan. Atas basic keyakinan mirip itu jadi opera tradisionil terdapatdan berkembang.

Pansori yang paling populer serta paling di sukai oleh bangsa Korea hingga saat ini adalah, “da-sut-ba-dak”, yang bermakna lima buah pansori. Ke-5 pansori kenamaan itu terdiri dalam “choon-hyang-ga”, “shim-chong-ga”, “su-koong-ga”, “jok-byuk-bu” serta “heung-bo-ga”. Pansori heung-bo-ga diangkat dari narasi rakyat yang berisi yaitu seperti berikut

Disebuah desa yang terpencil tinggallah dua orang kakak beradik yang bernama Heung-bo serta Nol-bo. Setelah orangtua mereka wafat, sang kakak yang bernama Nol-bo sudah mengusir adiknya tanpa ada memberi warisan dari orangtua mereka. Nol-bo berbentuk kikir serta tamak, demikian sebaliknya Heung-bo begitu baik hati. Walaupunpun Heung-bo hidup dalam kondisi miskin, mereka sekeluarga senantiasa mengupayakan supaya hidup dengan jujur. Disuatu haari pada musim semi, sekeor burung layang-layang yang patah kakinya yang jatuh di halaman tempat tinggal Heung-bo. Keluarga Heung-bo menjaga burung itu dengan penuh kasih serta melepaskannya kembali sesudah burung itu pulih. 

Pada musim semi selanjutnya, burung itu kembali lagi tempat tinggal Heung-bo, dengan membawa sebutir biji labu. Biji itu di tanam oleh Heung-ho jadi berbuah lebat. Satu hari pada musim gugur, keluarga Heung-bo tak memiliki makannan, dikarenakan itumereka ambil sebagian buah labu dari atap gubuknya untuk dikonsumsi. Tetapi saat labu di belah, terjadi satu keajaiban. Saat itu makanan yang enak serta beberapa barang bernilai penuhi isi tempat tinggal Heung-bo. Kini Heung-bo jadi kaya raya. Berita itu hingga ke telinga Nol-bo. Nol-bo selekasnya berkunjung ke tempat tinggal adiknya yang sudah beralih jadi satu buah istana. Heung-bo menyongsong kakaknya serta ceritakan keajaiban itu. Sepulangnya dari tempat tinggal Heung-bo, Nol-bo menangkap seekor burung layang-layang. 

Dengan berniat burung itu dipatahkan kakinya serta di bebaskan kembali sesudah dirawat oleh Nol-bo lantas beroleh sebutir biji labu dari burung itu. Bukanlah main puas hati Nol-bo serta ia selekasnya menanamnya. Setelah berbuah, dengan tak sabar Nol-bo membelah labu-labu itu. Namun dari dalam labu keluarlah hantu-hantu yang memegang tongkat, pisau serta tombak untuk memukul serta menakut-nakuti keluarga Nol-bo. Dala kondisi yang sekian, Nol-bo sadar serta insaf kalau jalan yang sudah di tempuhnya sampai kini yaitu sesat. Dia mengaku semuanya kekeliruannya serta hidup berdampingan kembali dengan adiknya. 

Certa diatas memiliki kandungan amanat yaiu orang yang berhati jujur juga akan mendapatkan kebahagiaan, walaupun didahului oleh beragam percobaan. Demikian sebaliknya, orang yg tidak jujur serta berkepribadian tak baik juga akan alami siksaan walaupun awal mulanya memiliki kedudukan yang tinggi serta kaya raya. Lewat cerita-cerita pansori, nenek moyang bangsa Korea sudah memberi anjuran bagaimana caranya unuk mendapatkan kebijaksanaan serta kebahagiaan hidup.